BLANTERORBITv102

    9 Bangunan khas Pada Rumah Bali Yuk Kenali Makna Filosofisnya

    Jumat, 14 Juli 2023

    9 Bangunan khas Pada Rumah Bali Yuk Kenali Makna Filosifisnya

    Bangunan khas bali
    - Liburan ke Bali bukan hanya tentang pemandangan alam yang memukau dan kuliner lezat, tetapi juga mengungkapkan keunikan rumah adat yang memikat. Jika Anda pernah mengunjungi Bali, pasti Anda takkan melewatkan melihat rumah adat yang dipenuhi dengan sesajen di sekelilingnya. Selain sebagai ciri khas budaya Bali, rumah adat ini juga mengandung berbagai filosofi yang mendalam.

    Menurut Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, seorang Dosen di Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana, rumah adat Bali menganut filosofi yang dikenal sebagai Tri Hita Karana. Filosofi ini diterapkan untuk memastikan bahwa sebuah bangunan rumah memiliki fungsi yang bermanfaat sambil tetap memperhatikan nilai-nilai budaya yang kental.

    "Filosofi rumah adat Bali yang dikenal sebagai Tri Hita Karana adalah harmoni antara manusia dengan manusia, harmoni dengan alam, dan harmoni dengan yang diyakininya atau Tuhannya. Ketiganya tercermin dalam penggunaan bahan, tata letak bangunan, dan penampilan bangunan yang sangat etis dan memiliki nilai-nilai budaya. Semua prinsip ini diatur dalam Asta Kosala Kosali, sebuah buku yang mengatur arsitektur Bali," ungkap Putu.

    Salah satu hal yang menarik dari rumah khas bali ini adalah di rumah tersebut mirip seperti komplek, karena tak hanya terdiri dari satu bangunan rumah utama, tetapi juga ada bangunan lainnya. Nah banguna-bangunan inilah yang membuat orang lain bertanya-tanya.

    Untuk apa sih Fungsi bangunan tersebut

    Apa pula namanya ?

    Nah, bagi Anda yang penasaran dengan Bangunankhas pada rumah bali tersebut, kali ini, kami Baliparket.com akan share pada Anda 10 jenis bangunan yang ada pada rumah bali.

    Simak terus pembahasan kali ini dan dapatkan manfaatnya.

    Baca juga : Ada Apa Aja Di Wisata Baru Jembatan Kaca Gianyar

    Struktur Khas Rumah Adat Bali

    Pembuatan rumah khas bali tidaklah sembarangan, orang Bali umumnya mengikuti pedoman Kitab suci web yang dusebut Asta Kosala Kosali. 

    Apa itu Asta Kosala Kosali

    Asta Kosala Kosali adalah seperangkat aturan yang digunakan dalam membangun rumah di masyarakat Bali. Dalam aturan ini, dijelaskan cara membangun rumah dengan menentukan luas dan tata letak ruang yang tepat, memastikan keharmonisan antara fungsi dan keindahan.

    Hal ini dimaksudkan agar terbangunnya keselarasan antara manusia dengan lingkungan dan dewa sesuai dengan Tri Hita Karana.
    9 Bangunan khas Pada Rumah Bali Yuk Kenali Makna Filosifisnya


    Peletakan Ruangan Berdasarkan Arah Mata Angin dalam Rumah Adat Bali

    Dalam arsitektur rumah adat Bali, susunan bangunan mengikuti aturan arah mata angin yang memiliki makna spiritual dan filosofis. Arah utara dianggap suci, sementara arah selatan dianggap memiliki derajat lebih rendah. Konsep ini didasarkan pada prinsip Tri Angga yang mengatur tiga tata letak penting dalam rumah adat Bali.

    Bagian paling depan rumah, disebut utama mandala, dianggap sebagai tempat suci untuk ibadah dan pemujaan. Tempat ini biasanya diletakkan di sudut antara utara dan timur, yang dianggap memiliki energi yang kuat dan suci. Di sini, hubungan manusia dengan yang Ilahi ditekankan.

    Di tengah rumah, terdapat madya mandala, yang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi penghuni. Tata letak ini mencerminkan hubungan manusia dengan manusia lainnya, seperti keluarga dan komunitas. Bagian ini menawarkan kenyamanan dan keintiman dalam kehidupan sehari-hari.

    Bagian paling belakang rumah, yang disebut Nista mandala, digunakan sebagai area servis seperti dapur atau tempat penyimpanan. Tempat ini berada di sudut selatan-barat, yang dianggap memiliki derajat yang lebih rendah secara spiritual. Meskipun demikian, area ini tetap penting untuk mendukung kehidupan sehari-hari.

    Konsep tata letak mengikuti arah mata angin ini menciptakan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas dalam rumah adat Bali. Setiap bagian rumah memiliki perannya sendiri dalam membangun keselarasan dan keseimbangan. Dengan memahami makna filosofis di balik tata letak ini, kita dapat menghargai kearifan dan keunikan budaya Bali.

    Eksplorasi Bagian Rumah Adat Bali

    Rumah adat Bali tidak hanya memikat dari segi penampilan luar, tetapi juga memiliki bagian-bagian yang memperkuat keunikan dan membedakannya dari rumah adat lainnya. Mulai dari tampilan eksterior hingga bagian belakang rumah, setiap bagian rumah adat Bali memiliki fungsi dan makna filosofis yang unik.

    Mari kita jelajahi dengan lebih rinci bagian-bagian menarik dari rumah adat Bali yang patut Anda ketahui:

    1. Pura Keluarga
    bangunan khas rumah bali pura keluarga

    Pura keluarga atau Pamerajaan merupakan tempat beribadah di dalam rumah keluarga dan sering dibangun di pojok timur laut rumah adat. Pura kecil ini hadir di hampir setiap rumah di Bali, memungkinkan semua penghuni rumah untuk beribadah dan berdoa bersama.

    2. Angkul-Angkul
    bangunan khas rumah bali angkul-angkul

    Angkul-angkul adalah bagian paling depan yang biasanya memiliki gapura dengan atap bergaya tradisional, dikelilingi oleh struktur bangunan yang mirip dengan candi di sisi kiri dan kanan. Atap angkul-angkul yang dipenuhi dengan ukiran artistik menjadi penghubung antara kedua sisi gapura, menciptakan tampilan yang sangat unik. Meskipun awalnya atap menggunakan rumput kering, kini banyak orang yang menggantinya dengan genteng.

    3. Bale Dauh
    bangunan khas rumah bali Bale dauh

    Bale dauh merupakan ruangan tempat menerima tamu di rumah adat Bali. Ruangan ini terletak di sisi barat dan didukung oleh banyak tiang, meskipun jumlah tiangnya bervariasi dari satu rumah ke rumah lainnya. Dalam bentuk persegi panjang, Bale Dauh juga berfungsi sebagai kamar tidur remaja, dilengkapi dengan bale di dalam ruangan.

    4. Aling-aling
    bangunan khas rumah bali aling aling

    Aling-aling adalah bagian halaman rumah adat Bali yang berfungsi sebagai pembatas antara angkul-angkul dan tempat suci. Struktur kecil ini digunakan untuk persiapan upacara adat atau sekadar istirahat. Aling-aling umumnya memiliki dinding pembatas yang juga disebut penyengker, sering dihiasi dengan patung di area depan.

    5. Pawerangan
    bangunan khas rumah bali pawerangan

    Merupakan ruangan dapur yang didedikasikan untuk penyimpanan dan pengolahan makanan. Terletak di sebelah selatan atau barat laut rumah utama, Pawerangan terbagi menjadi dua bagian yang berfungsi sebagai tempat memasak dan menyimpan makanan serta peralatan dapur.

    6. Jineng
    bangunan khas rumah bali jineng

    Jineng, juga dikenal sebagai klumpu, merupakan bangunan untuk menyimpan gabah padi dengan ukuran yang biasanya paling kecil. Gabah disimpan di dua tempat, yaitu di bagian bawah untuk gabah yang masih basah dan di bagian atas untuk gabah yang telah kering.

    7. Bale Manten
    bangunan khas rumah bali Bale manten

    Bale Manten atau Bale Daja adalah ruangan yang sebelumnya digunakan sebagai tempat tidur kepala keluarga atau anak perempuan yang belum menikah. Namun, desainnya telah dimodifikasi menjadi rumah adat modern Bali. Bale Manten wajib menghadap ke utara, berbentuk persegi panjang, dan dilengkapi dengan bale-bale di sisi kanan dan kiri.

    8. Bale Gede
    bangunan khas rumah bali Bale gede

    Bale Gede merupakan ruangan terbesar dalam rumah adat Bali. Bangunan ini memiliki desain yang mewah dan berfungsi sebagai tempat perayaan upacara adat, tidak hanya untuk keluarga tetapi juga untuk masyarakat sekitar.

    9. Bali Sekapat
    bale sekapat rumah bali

    Bale Sekapat, yang menyerupai gazebo dengan empat tiang. Tempat ini sering digunakan sebagai ruang bersantai bagi anggota keluarga. Melalui Bale Sekapat ini, diharapkan setiap anggota keluarga akan menjadi lebih dekat dan hubungan mereka akan terjalin dengan lebih harmonis.

    Baca juga : Istana Kepresidenan Tampaksiring Gianyar

    Ciri Khas Rumah Bali

    Gapura Candi

    Salah satu ciri khas yang mencolok adalah pintu masuk rumah adat Bali yang mengadopsi gapura Candi Bentar. Gapura ini tidak hanya ditemukan di Bali, tetapi juga di pulau Jawa dan Lombok, terutama pada bangunan keraton, makam, dan tempat suci yang menganut budaya Hindu.

    Gapura Candi Bentar bukanlah simbol tempat ibadah, melainkan lebih fokus pada aspek estetika pintu masuk. Pada bangunan dan rumah adat Bali, detail pada Candi Bentar menjadi elemen dekoratif yang menarik. Candi Bentar umumnya memiliki anak tangga dan tidak memiliki atap. Anda dapat mengadaptasi Candi Bentar sebagai pintu masuk hunian Anda untuk memberikan sentuhan etnik yang menawan.

    Pagar Tembok Rumah Adat Bali

    Pagar tembok dalam rumah adat Bali tidak hanya berfungsi sebagai pembatas semata. Masyarakat Bali mempercayai bahwa pagar memiliki peran penting dalam melindungi mereka dari roh jahat. Namun, pagar tersebut dirancang dengan tinggi sedang sehingga tidak menghalangi pandangan, namun tetap menjaga privasi penghuninya.

    Seperti halnya gapura dan pura dalam upacara keagamaan, pagar tembok dalam rumah adat Bali sering menggunakan batu candi atau batu bata ekspos sebagai material utamanya. Keunikan ini dapat menjadi inspirasi bagi hunian Anda.

    Anda dapat menghadirkan pagar dengan material batu candi atau batu bata ekspos yang solid. Jika ingin tampilan yang lebih menyatu dengan lingkungan sekitar, Anda dapat mengombinasikan batu bata ekspos sebagai material utama untuk tembok pagar dan menggunakan batu candi sebagai pembingkai.

    Jika Anda ingin mengintegrasikan unsur rumah adat Bali sebagai aksen yang menarik, Anda dapat menggunakan pagar dengan material besi atau kayu sebagai elemen utamanya, dan memanfaatkan batu candi atau batu bata ekspos pada pilar penghubung antar pagar, memberikan sentuhan khas Bali yang memukau.

    9 Bangunan khas Pada Rumah Bali Yuk Kenali Makna Filosifisnya

    Rumah Adat Bali Terpisah namun Terhubung

    Salah satu keunikan yang menarik dari rumah adat Bali adalah konsep hunian yang dirancang seperti kompleks. Setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing dan tidak digabungkan di bawah satu atap yang sama.

    Tata ruang dalam rumah adat Bali mengikuti konsep kosmologis dan filsafat kepercayaan yang mengatur hubungan antara individu dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam. Aturan tata letak ini dijelaskan dalam kitab suci Weda dan dikenal dengan nama Asta Kosala Kosali.

    Dalam rumah adat Bali, ruangan-ruangan terpisah disusun mengelilingi halaman tengah yang luas. Anda dapat mengadopsi ide ini untuk menciptakan area santai yang unik di hunian Anda. Jika Anda memiliki pekarangan yang luas, baik di depan atau di belakang rumah, Anda dapat membuat rumah santai berupa gazebo ala rumah Bali, seperti yang terlihat pada gambar di atas.

    Anda dapat menggunakan pilar-pilar dengan sentuhan batuan alami dan atap yang terbuat dari bahan-bahan alam, seperti genting tanah atau ijuk. Tambahkan kursi panjang yang terbuat dari rotan atau bambu untuk memperkuat nuansa Bali yang autentik.

    Bangunan Rumah Adat Bali Akrab dengan Alam

    Rumah adat dari Bali memadukan konsep yang akrab dengan nuansa alam, sejalan dengan aturan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya. Salah satu contohnya terlihat pada halaman yang luas yang umumnya ditemui dalam rumah adat Bali, mengingatkan penghuninya untuk selalu berkomunikasi dengan alam.

    Selain itu, atap rumah adat Bali sering kali memiliki fitur tingkap atau tambahan ruang di antara atap dan dinding. Hal ini memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik dan menciptakan kedekatan antara manusia dan alam tanpa batasan yang kaku.

    Penggunaan material alam dalam rumah adat Bali juga beragam, bergantung pada kekayaan atau hierarki penghuninya. Bagi mereka yang berasal dari kasta brahmana atau bangsawan, rumah mereka menggunakan batu bata ekspos. Sementara bagi masyarakat umum, rumah mereka biasanya menggunakan tanah liat.

    Untuk material atap, beragam pilihan tersedia tergantung pada tingkat kemakmuran penghuni. Beberapa menggunakan genting tanah atau ijuk. Dalam konteks ini, Anda memiliki kebebasan untuk memilih material sesuai dengan preferensi Anda jika ingin mengadopsi konsep rumah adat ini dalam hunian Anda.

    Baca juga : Bagaimana Cara Berkunjung Ke Nusa Penida - Bali

    Karya Seni dan Kecantikan pada Rumah Adat Bali

    Rumah adat Bali tidak hanya memperhatikan struktur bangunannya, namun juga menyuguhkan berbagai hiasan dan ukiran yang memperkaya keindahan arsitektur. Hiasan dan ukiran ini menambahkan keunikan serta memperlihatkan keahlian seni masyarakat Bali.

    9 Bangunan khas Pada Rumah Bali Yuk Kenali Makna Filosifisnya

    Keketusan

    Salah satu motif yang sering dijumpai adalah motif keketusan, yang menggambarkan tumbuhan dengan lengkungan bunga dan daun yang besar. Keketusan biasanya ditempatkan di area yang luas, seperti halaman rumah atau bagian depan bangunan adat. Jenis-jenis keketusan yang umum digunakan antara lain bunga tuwung, wangsa, bun-bun, dan banyak lagi.

    Kekerangan

    Selanjutnya, terdapat motif kekerangan, yaitu pahatan atau hiasan yang menyerupai tumbuhan lebat dengan daun terurai ke bawah seperti rumpun perdu. Hiasan ini biasanya ditempatkan di sudut bagian atas atau disebut juga sebagai karang simbar. Ada pula kekerangan yang ditempatkan di sendi tugek, yang disebut sebagai karang suring.

    Pepatran

    Tak ketinggalan, motif pepatran juga menjadi bagian penting dari hiasan rumah adat Bali. Motif ini menggambarkan bunga-bunga yang indah. Contohnya adalah patra sari yang sering ditemukan pada tiang-tiang dan blandar rumah adat. Selain itu, terdapat berbagai jenis patra lainnya, seperti pid-pid, patra pal, patra sulur, patra ganggong, dan patra samblung. Semua hiasan ini memiliki bentuk berberet yang memanjang.

    Keindahan Fauna dalam Hiasan dan Patung Rumah Adat Bali

    Selain motif hiasan flora, rumah adat Bali juga memperlihatkan keunikan dengan hiasan fauna yang menghiasi dinding dan bidang ukir. Gambar-gambar fauna ini biasanya diukirkan dengan cerita rakyat atau legenda yang berkembang di masyarakat Bali.

    Hiasan fauna tidak hanya tampil dalam ukiran, tetapi juga dapat diwujudkan dalam bentuk patung dengan corak abstrak, ekspresionis, atau realis. Fauna sering digunakan sebagai hiasan pada sendi alas tiang, seperti patung garuda, singa bersayap, dan bentuk lainnya.

    Dalam masyarakat Bali, hiasan fauna memiliki peran penting sebagai simbol ritual yang sering ditampilkan dalam bentuk patung pratima. Setiap ragam hiasan fauna juga memiliki nama khas, seperti kekurangan yang menggambarkan gajah atau binatang khayalan primitif.

    Ragam hiasan fauna lainnya meliputi karang sae, karang goak, karang bentulu, karang boma, dan karang tapel. Selain itu, terdapat juga patung dengan bentuk dewa-dewa imajinasi, serta patung garuda, kura-kura, lembu, kera, singa, dan naga.

    Bagaimana, apakah anda tertarik menerapkan konsep hunian ala bali ? 

    Bagi anda yang membutuhkan material kayu untuk kebutuhan pelapis hunian, Baliparket.com menyediakan, lantai kayu, decking kayu, plafon kayu, dinding kayu dan tangga kayu.

    Yuk hubungi kami untuk kebutuhan material kayu hunian anda.


    Author

    IT Team