Istana Tampak Siring - Bali dikenal sebagai pulau pariwisata yang menyuguhkan berbagai keunikan didalamnya. Jika kita ingin berkunjung ke area-area wisata hiburan, disana ada pantai-pantai yang luar biasa indahnya, seperti pantai Kuta, Padang-padang, Melasti, Pandawa dan Sanur.
Bila kita ingin berkunjung ke sebuah wisata alam yang hijau dengan kehidupan masih asri, anda bisa pergi ke Budugul Ulun Danu atau Ubud.
Sedangkan bila anda ingin berkunjung ke wisata sejarah, salah satu tempat yang mungkin dapat anda kunjungi adalah Istana Kepresidenan Tampak Siring.
Bagi anda yang sudah memasukan Istana Tampak Siring sebagai salah satu tempat yang wajib di kunjungi di bali, kali ini kami Baliparket.com akan coba berbagai berbagai hal mengenai Istana tersebut, seperti Sejarah, legenda, obyek wisata dan tiket masuk.
Baik, mari kita mulai....
Mengenal Istana Kepresidenan Tampaksiring
Dalam kesejukan Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, terhamparlah Istana Kepresidenan yang memukau. Terletak sekitar 40 kilometer dari Denpasar, kabupaten Gianyar, Pulau Bali. Dengan letaknya yang berada di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut, Istana ini menjadi tempat yang istimewa untuk melihat keindahan alam.
Kawasan Istana Kepresidenan Tampaksiring dibalut dengan curah hujan yang melimpah, dan terletak di puncak perbukitan yang menakjubkan. Hal ini menjadikan hawa di sekitar Istana terasa sejuk sepanjang waktu, terutama saat malam hari ketika musim kemarau melanda.
Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan sensasi dingin yang menyegarkan saat Anda menjelajahi lingkungan Istana. Nikmati pesona alam yang begitu istimewa di Tampaksiring, dan biarkan diri Anda terpesona oleh keajaiban alam yang ada di sekitar Istana Kepresidenan ini.
1. Legenda di Balik Nama Tampaksiring
Tampaksiring, sebuah nama yang memiliki makna yang menarik dan legendaris. Namanya berasal dari kata-kata dalam bahasa Bali, "tampak" yang berarti "telapak" dan "siring" yang berarti "miring". Konon, menurut sebuah legenda yang tercatat dalam lontar Usana Bali, nama ini memiliki asal-usul yang menarik, terkait dengan tapak kaki seorang raja bernama Mayadenawa.
Raja Mayadenawa, meskipun cerdas dan memiliki kekuatan yang luar biasa, sayangnya memiliki sifat angkara murka. Ia bahkan menganggap dirinya sebagai dewa dan memaksa rakyatnya untuk menyembahnya. Marah dengan perilaku Mayadenawa, Batara Indra mengirim pasukan tentaranya untuk menghancurkannya. Sang raja pun berlari melarikan diri ke dalam hutan.
Dalam usahanya untuk membingungkan para pengejarnya, ia berjalan dengan cara yang unik, yaitu dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan harapan ini, ia berharap para pengejar tidak akan mengenali jejak yang ditinggalkannya sebagai jejak manusia, alias jejaknya sendiri.
Legenda ini menjadi dasar dari nama Tampaksiring yang kita kenal saat ini. Di balik nama tersebut tersembunyi cerita yang menarik dan mengundang imajinasi kita untuk membayangkan perjalanan dan pelarian sang raja di tengah hutan yang penuh misteri. Tampaksiring tidak hanya menjadi tempat yang terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga memberikan kita petunjuk tentang sejarah dan mitologi yang kaya di pulau Bali yang memikat ini.
Dalam sudut yang menawan di kawasan Istana Tampaksiring, dengan pemandangan yang memukau dari kolam Tirta Empul di kaki bukit, dulunya terdapat sebuah bangunan peristirahatan yang dimiliki oleh Kerajaan Gianyar. Namun, seiring berjalannya waktu, bangunan tersebut telah memberi jalan bagi kehadiran Wisma Merdeka, bagian pertama dari Istana Tampaksiring yang didirikan.
Istana Kepresidenan Tampaksiring menjadi kenyataan berkat inspirasi dari Presiden Soekarno. Beliau memiliki visi untuk menciptakan tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia dan keluarga, serta sebagai tempat persinggahan bagi tamu negara yang berkunjung ke Bali.
Dalam memilih lokasi Tampaksiring, pertimbangan yang dipertimbangkan adalah udara yang sejuk dan kejauhan dari keramaian kota. Hal ini dianggap cocok untuk menjadi tempat peristirahatan yang ideal. Tampaksiring menjadi wadah bagi ketenangan dan kehangatan, menawarkan lingkungan yang nyaman dan menenangkan bagi mereka yang mencari ketenangan di tengah gemerlapnya kehidupan.
Sebagai bagian dari sejarah Istana Tampaksiring, Wisma Merdeka memberikan nuansa yang khas dan memikat. Bangunan ini menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu dan menjadi tempat yang dipenuhi dengan kenangan dan cerita-cerita yang tak terlupakan. Wisma Merdeka dan Istana Tampaksiring menjadi simbol kebesaran dan keindahan, menandai pengabdian dan semangat persatuan dalam sejarah bangsa.
Baca juga : Bagaimana Cara Berkunjung Ke Nusa Penida - Bali
2. Mengenal Bangunan Istana TampakSiring
Dalam kompleks Istana Kepresidenan Tampaksiring, terdapat lima gedung utama dan satu pendopo yang menghiasi area tersebut. Dua gedung utama diberi nama Wisma Merdeka dan Wisma Negara, sementara tiga gedung utama lainnya adalah Wisma Yudhistira, Wisma Bima, serta ruang Konferensi, dan Balai Wantilan.
Wisma Merdeka, dengan luas mencapai 1.200 m2, memiliki berbagai ruangan yang memiliki peran dan fungsi yang penting. Di antara ruangan-ruangan tersebut adalah Ruang Tidur I dan Ruang Tidur II Presiden, Ruang Tidur Keluarga, Ruang Tamu, dan Ruang Kerja. Setiap ruangan di Wisma Merdeka dihiasi dengan patung-patung yang indah, lukisan-lukisan pilihan, dan perabotan yang menyeimbangkan nuansa dan fungsi wisma tersebut.
Ruang Tamu Wisma Merdeka berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu negara. Dari sisi kiri ruang tamu, pandangan mengarah ke kaki bukit yang menampilkan kompleks pura yang anggun dan penuh kedamaian. Di latar belakang, mengalir terus aliran air bersih yang berasal dari mata air Tirta Empul. Riwayat sejarah Tirta Empul (air suci) ini diabadikan dalam hiasan relief khas Bali yang menghiasi dinding kanan serambi belakang wisma.
Istana Kepresidenan Tampaksiring bukan hanya sekadar bangunan megah, tetapi juga melambangkan keindahan seni dan warisan budaya Bali yang terkandung di dalamnya. Setiap bagian istana menggambarkan kisah dan kekayaan sejarah, sementara lingkungannya yang menakjubkan menawarkan ketenangan dan keindahan alam. Istana ini menjadi tempat bersejarah yang bersemangat dan menjadi saksi penting dari perjalanan bangsa Indonesia.
3. Pembangunan Istana
Istana Tampaksiring telah dibangun secara bertahap dengan arsitektur yang dipimpin oleh R.M. Soedarsono. Proses pembangunan dimulai pada tahun 1957 dengan didirikannya Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira. Kemudian, pembangunan selanjutnya dilakukan pada tahun 1958.
Pada tahun 2003, dalam rangka penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV di Bali pada tanggal 7 hingga 8 Oktober, dilakukan pembangunan gedung baru beserta fasilitas-fasilitasnya untuk keperluan konferensi tersebut. Selain itu, Balai Wantilan di Istana Kepresidenan Tampaksiring juga telah direnovasi untuk memperbarui dan meningkatkan kenyamanan bangunan tersebut.
Untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung, Istana Kepresidenan Tampaksiring telah dibekali dengan pintu masuk yang khusus. Pintu masuk ini dilengkapi dengan Candi Bentar dan Kori Agung, menciptakan suasana yang megah dan istimewa. Selain itu, tersedia pula Lapangan Parkir yang dilengkapi dengan Balai Bengong, memberikan fasilitas yang lengkap bagi para tamu yang mengunjungi istana ini.
Daya Tarik Obyek Wisata Istana Tampaksiring
Kisah pelarian Raja Mayadenawa yang memiliki kekuatan sakti namun bermoral buruk telah menjadi salah satu daya tarik utama Istana Tampaksiring bagi para wisatawan. Namun, potensi wisata alam di tempat ini juga tak kalah menarik.
Salah satu alasan dibangunnya Istana di kawasan ini adalah karena keindahan potensi wisata alam yang dimilikinya. Siapa yang tidak mengenal kepopuleran tempat wisata yang sedang tren di Ubud, Bali? Tidak mengherankan bahwa Istana Tampaksiring juga memiliki daya tarik yang begitu besar seperti halnya tempat wisata tersebut.
Wisma Merdeka
Begitu Anda melangkahkan kaki melewati lembah yang memisahkan Wisma Merdeka dan Wisma Negara, Anda akan menemukan sebuah jembatan yang menjulang dengan megah di atasnya. Namanya adalah Jembatan Persahabatan, sebuah simbol tak tergoyahkan dari persahabatan yang terjalin di antara Presiden Republik Indonesia dan tamu negara yang menginjakkan kaki di Istana Tampaksiring.
Jembatan Persahabatan ini bukanlah jembatan biasa, melainkan karya seni yang memancarkan pesona yang tak tertahankan. Dibangun dengan beton melengkung yang terukir indah, ia menjembatani ruang dan waktu, menghubungkan dua dunia yang berbeda namun saling melengkapi.
Bagi para pelancong yang haus akan petualangan fotografi, Jembatan Persahabatan ini adalah surga di dunia nyata. Setiap sudutnya menyuguhkan pemandangan yang memesona, siap memenuhi kebutuhan visualitasmu. Namun, seperti setiap karya seni yang berharga, ada aturan yang harus diikuti.
Hanya satu kamera yang diperbolehkan per rombongan, sebuah aturan yang memberikan ruang bagi setiap momen untuk bersinar dengan sendirinya. Jika ingin menangkap pesona Jembatan Persahabatan ini dalam bingkisan piksel-piksel yang memesona, Anda harus meminta izin dari pemandu yang bijaksana.
Jadilah saksi dari keindahan yang tercipta di atas Jembatan Persahabatan. Biarkan diri Anda terhanyut oleh pesona persahabatan yang terpatri di setiap sudut betonnya. Sebuah ikatan yang tak terlupakan, yang menghubungkan hati-hati yang berbeda menjadi satu.
Balai Wantilan
Balai Wantilan, sebuah tempat yang memukau dan mempesona di tengah kompleks Istana Tampaksiring. Bangunan ini merupakan saksi bisu dari sebuah kisah yang tak pernah sempat selesai pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Dengan keanggunannya yang memikat, Balai Wantilan adalah sebuah pendopo yang mengusung arsitektur khas Bali.
Betapa megahnya Balai Wantilan ini saat digunakan sebagai panggung untuk pergelaran kesenian. Di setiap sudutnya terhampar hiasan-hiasan yang menakjubkan, dengan Candi Bentar yang menjulang tinggi sebagai latar belakang, dan dua patung Garuda Wisnu yang megah terukir dari kayu.
Awalnya, balai ini hadir dengan keaslian arsitektur Bali yang tak tergoyahkan, dari tiang-tiangnya yang terbuat dari batang kelapa hingga atapnya yang menggunakan ilalang. Namun, demi pertimbangan keamanan dan keberlanjutan, tiang-tiang tersebut kemudian diubah menjadi tiang beton yang dirancang dengan cermat agar tetap menyerupai batang kelapa aslinya. Begitu pula dengan atapnya, desain yang cermat membuatnya terlihat seperti ilalang asli yang melambai-lambai dengan gemerlap angin.
Di bawah langit biru yang terbentang, Balai Wantilan menjadi saksi dari perpaduan harmoni antara tradisi dan inovasi. Bangunan yang menggoda imajinasi ini membawa kita pada petualangan budaya yang tak terlupakan. Setiap detilnya menyiratkan keindahan dan keagungan seni Bali yang kaya akan nilai dan makna.
Jadilah saksi dari keajaiban Balai Wantilan. Rasakan aliran waktu yang berputar di antara dinding-dindingnya yang kokoh. Biarkan diri Anda terhanyut oleh pesona seni yang terukir dalam setiap serat kayu dan batu. Di sinilah tempat magis di mana kesenian berkumpul dan kenangan abadi tercipta.
Gerdung Kori Agung
Gelung Kori Agung merupakan bagian penting dari bangunan utama di pura maupun puri menurut tradisi adat Bali. Di Istana Tampaksiring, Gelung Kori Agung terletak di bagian depan area dalam istana.
Gelung Kori Agung tidak hanya merupakan pintu gerbang biasa atau pintu masuk. Ini adalah sebuah pintu yang memisahkan antara bagian luar dan bagian dalam istana.
Seperti halnya Kori Agung yang terdapat di Pura Melanting, Gelung Kori Agung di Istana Tampaksiring juga dihiasi dengan ornamen khas Bali. Ornamen-ornamen ini memiliki makna yang erat dengan ritual keagamaan umat Hindu Bali.
Selain sebagai simbol keagamaan, ornamen dalam Gelung Kori Agung juga mengandung makna filosofis. Misalnya, Gelung Kori Agung melambangkan tingkatan alam dan makhluk-makhluk yang mendiaminya.
Selamat datang di Istana Tampak Siring, tempat yang dipenuhi keindahan dan sejarah. Untuk dapat mengunjungi istana ini, Anda perlu mendaftar dan mendapatkan surat izin khusus. Tapi jangan khawatir, setelah Anda mendapatkan persetujuan, pintu istana akan terbuka untuk Anda.
Bagaimana Cara Berkunjung Ke Istana Tampak Siring ?
Rute
Jalanlah menuju Istana Tampak Siring, destinasi yang menakjubkan di alamat Jalan Tampak Siring, Manukaya, Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Akses ke sana pun sangat mudah jika Anda menggunakan kendaraan pribadi.
Jam Buka
Waktu kunjungan tersedia dari hari Senin hingga Sabtu, sehingga Anda memiliki berbagai pilihan untuk merencanakan kunjungan Anda. Pada hari Senin hingga Jumat, terdapat dua sesi kunjungan yang dapat dipilih. Sesi pertama dimulai pukul 09.00 pagi hingga 11.00 pagi, sementara sesi kedua dimulai pukul 13.00 siang hingga 14.00 siang.
Sementara itu, pada hari Sabtu, Anda dapat mengunjungi istana mulai pukul 09.00 pagi hingga 12.00 siang. Ini adalah kesempatan Anda untuk menikmati keajaiban Istana Tampak Siring dalam suasana yang lebih santai pada akhir pekan.
Meskipun pengunjungan ke istana ini bersifat resmi dan formal, jangan khawatir, pengalaman wisata Anda akan menjadi sangat menarik. Anda akan terpesona oleh keindahan bangunan, pemandangan yang memukau, dan sejarah yang memikat yang tersembunyi di dalam Istana Tampak Siring. Jadikan kunjungan ini sebagai momen berharga yang akan terpatri dalam ingatan Anda.
Harga Tiket Masuk
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, orang-orang lokal diperbolehkan masuk ke area pekarangan Istana Tampak Siring tanpa biaya tiket, bahkan mereka bahkan bisa bermain bola di sana. Namun, saat ini ketentuan tersebut telah berubah.
Untuk masuk ke Istana Tampak Siring, Anda tidak perlu membayar tiket masuk. Namun, ada protokol yang harus Anda ikuti, yaitu dengan mendaftar terlebih dahulu dengan menggunakan nama pribadi Anda.
Setelah Anda terdaftar dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, Anda akan mendapatkan pemberitahuan mengenai waktu kunjungan Anda ke tempat wisata ini. Penting bagi Anda untuk mengenakan pakaian yang rapi dan sopan saat berada di dalam istana ini, sebagai tanda penghormatan terhadap lingkungan yang formal.
Harap diingat bahwa Anda tidak diperbolehkan membawa tas ke dalam istana. Jadi, jika Anda membawa tas atau bungkusan oleh-oleh makanan khas Bali, Anda harus meninggalkannya sementara di tempat yang aman sebelum masuk ke area istana.
Meskipun ada beberapa peraturan yang perlu diikuti, kunjungan Anda ke Istana Tampak Siring akan memberikan pengalaman wisata yang berharga dan mengesankan. Anda akan dapat menikmati keindahan dan kebudayaan istana ini dengan tetap menghormati aturan yang ada.
Mungkin anda pernah melihat sebuah bangunan yang di balut dengan bebagai ornamen kayu. Seperti kayu-kayu di samping kolam renang, atau Kayu-kayu di dalam kamar tidur hotel anda.
Nah, itu adalah parket dan decking kayu. Bagi anda yang berminat memasang lantai kayu tersebut, bisa bekerja sama dengan kami sebagai salah satu penyedia parket kayu tersebar di Bali.
Demikian ulasan kali ini mengenai Istana Kepresidenan TampakSiring Bali. Bagi anda yang mau berkunjung ke Bali, tak usah ragu lagi untuk memasukan Istana tampaksiring ini ke dalam list obyek wisata yang perlu dikunjungi.
0 comments