Desain rumah apung merupakan jenis hunian yang dibuat agar bisa mengambang diatas permukaan air secara stabil.
Berbeda dengan rumah panggung yang ditopang oleh tiang penyangga, rumah apung benar-benar berada diatas air melalui dukungan struktur pelampung.
Pada umumnya rumah apung kerap dijumpai di daerah pesisir. Bahkan ada beberapa rumah apung yang dirancang semi portable, sehingga bisa dipindahkan ke lokasi tertentu dengan mudah.
Namun, struktur rumahnya memang dibuat ringan, tahan air, serta memiliki titik keseimbangan yang baik agar tidak mudah terbawa arus air.
Prinsip Desain Rumah Apung
Dalam membuat rumah apung, terdapat beberapa poin penting yang harus dipertimbangkan seperti berikut:
1. Stabilitas Apung
Dasar rumah harus mempunyai daya apung yang seimbang terhadap berat total struktur.
Hal ini bisa didapatkan dengan penggunaan ponton, drum plastik, hingga beton ringan yang dilengkapi dengan ruang udara di dalamnya.
Baca juga: Desain Rumah Bata
2. Distribusi Beban
Bagian lantai, dinding, dan atap wajib mempertimbangkan distribusi beban untuk mencegah ketidakseimbangan yang bisa menyebabkan rumah menjadi miring.
3. Konektivitas Dengan Daratan
Rumah apung umumnya akan dihubungkan ke daratan melalui jembatan kayu, atau juga menggunakan baja fleksibel yang bisa menyesuaikan tinggi permukaan air ketika pasang surut.
4. Sistem Energi dan Air
Terdapat beberapa rumah apung modern yang telah dilengkapi dengan panel surya, sistem filtrasi air, hingga tangka penampung agar lebih mandiri secara energi maupun sumber daya.
Pilihan Material Untuk Rumah Apung
Pemilihan material juga menjadi poin penting terhadap desain rumah apung, karena faktor ketahanan terhadap air, kelembapan, serta korosi menjadi hal utama.
Adapun beberapa material terbaik yang direkomendasikan untuk membuat rumah apung seperti dibawah ini:
1. Ponton Atau Drum Plastik
Ponton atau drum plastik berperan sebagai struktur utama penopang apung karena sifatnya yang tahan karat, ringan, serta memiliki daya apung tinggi.
2. Baja Galvanis dan Alumunium
Material ini digunakan untuk membuat rangka utama karena kokoh namun berbobot ringan.
Akan tetapi, aluminium lebih direkomendasikan karena tidak mudah berkarat meski terpapar air dalam jangka panjang.
3. Kayu Tahan Air
Pada rumah apung, material kayu biasa diaplikasikan untuk lantai dan dinding.
Namun, air menjadi musuh besar bagi material kayu karena dapat memicu masalah pelapukan hingga keropos.
Kabar baiknya, ada beberapa jenis kayu yang terbukti tahan terhadap air maupun kelembapan tinggi lho.
Baca selengkapnya: 10 Jenis Kayu Tahan Air
4. Panel Sandwich Atau Fiberglass
Beralih ke bagian dinding dan atap, anda bisa menggunakan panel sandwich atai fiberglass agar lebih ringan dan memiliki insulasi panas yang baik.
Plus Minus Desain Rumah Apung
Nilai Plus:
- Jika permukaan air mulai naik, maka rumah apung akan ikut naik tanpa risiko tenggelam
- Pada rumah apung yang dibuat semi portable sangat cocok untuk daerah wisata maupun komunitas nelayan, karena bisa dipindahkan sesuai keinginan
- Dikarenakan lokasinya yang berada langsung diatas air, tentunya dapat memberikan pemandangan alam yang memanjakan mata
- Rumah apung bisa dijadikan alternatif di daerah padat atau wilayah dengan lahan yang terbatas, namun banyak perairan
- Kebanyakan desain rumah apung modern menggunakan energi surya dan sistem ventilasi alami, sehingga dapat mengurangi kebutuhan listrik.
Nilai Minus:
- Di beberapa daerah, perizinan membangun rumah diatas perairan memang cukup sulit karena belum diatur secara jelas
- Penggunaan ponton dan sistem pelampung memerlukan material khusus dan tenaga ahli, sehingga biaya diawal pembangunannya bisa lebih tinggi
- Tak seperti rumah yang dibangun di atas tanah, rumah apung harus di periksa secara rutin karena langsung bersentuhan dengan air agar terhindar dari masalah kebocoran dan berkarat
- Rumah apung membutuhkan sistem keamanan tambahan seperti jangkar atau pengikat fleksibel, agar tidak mudah terombang-ambing ketika ada angin kencang maupun ombak besar.
Estimasi Biaya Membangun Rumah Apung
Struktur pelampung pada rumah apung menggunakan material ponton atau drum plastik yang biayanya berkisar Rp 50 juta hingga Rp 150 jutaan.
Untuk rangka dan struktur bangunan seperti baja galvanis atau aluminium, maka biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 30 juta - Rp 80 juta.
Beralih ke bagian lantai yang menggunakan decking kayu solid dengan biaya sekitar Rp 20 - Rp 60 jutaan.
Baca juga: Jual Lantai Kayu Decking Murah
Biaya membuat panel dinding dengan material kayu atau sandwich panel berkisar Rp 25 juta sampai 60 juta, sedangkan atap berbahan fiberglass atau metal bisa mencapai Rp 10 juta - Rp 30 juta.
Panel listrik beserta instalasinya membutuhkan biaya sekitar Rp 7 juta - Rp 20 juta, lalu sistem air seperti tangka, pompa, pipa, dan septictank akan memakan biaya Rp 8 juta - Rp 25 juta.
Untuk biaya akses jembatan sederhana berkisar Rp 5 juta - Rp 20 juta, kemudian sistem jangkar dan kabel pengikat mencapai Rp 3 juta sampai Rp 12 jutaan.
Sementara itu, biaya perizinan, engineering, dan jasa arsitektur bisa mencapai Rp 5 juta - Rp 25 juta.
Biaya terakhir adalah tenaga kerja dan pemasangan yang berkisar Rp 30 juta sampai Rp 80 jutaan.
Jika ditotalkan, maka total estimasi kasar membuat rumah apung berada diatas Rp 200 juta.
Bagaimana, apakah anda berencana ingin membuat desain rumah apung?






0 comments